Hello, I’m Septi. Septi yang saat ini penuh dengan kekurangan. But, it’s okay. Memang menjadi orang yang sedikit baik cukup butuh banyak perjuangan, pengorbanan, pengalaman, dan waktu belajar. Perkenalkan cita—citaku, Ibuknya Tentara Rasul. Mungkin aku sudah sering bercerita. But, akhir-akhir ini berbagai dilema kehidupan percintaan, persahabatan, keuangan, daan banyak hal telah mengacaukan cita-cita yang selalu kuperjuangkan ini. That’s why aku menulis ini dalam rangka menguatkan seorang Septi agar tetap ingat who she really is.
Tentang Tentara Rasul. Hem. Ini adalah alasan kenapa
kutakpernah ngambis cari nilai IPK, mungkin aku orang paling santuuui kalau mau
ujian ya haha, ya for me nilai doesn’t important. Yang penting seberapa banyak
ilmu yang kudapat dan dapat kumanfaatkan. Ketika orang lain sibuk ujian, aku
sibuk mikir nanti enaknya ujian macam apa yang cocok untuk Tentara Rasulku
kelak. Jujur mungkin orang-orang melihatku sebagai orang yang tidak serius
dalam belajar. No, actually not. Aku serius pada hal-hal yang kurasa perlu
untuk masa depanku, hal-hal yang sesuai cita-citaku. Contoh, bukan jadi masalah
untukku jika dapat nilai jelek. But, akan jadi masalah kalau aku malas nulis,
malas memikirkan usahaku, tidak berani mengungkapkan pendapat, berbuat
menyimpang dari yang seharusnya, etc.
Sepertinya kuakan menceritakan dulu tentang cita-citaku
ini. Dulu, seorang teman pernah bilang “Rasul itu punya bisyarah, bahwa kita
akan menakhlukkan Konstantinopel. Dan sudah dikabulkan melalui Muhammad
Al-Fatih. But, masih ada satu lagi yang belum ditakhlukkan, yaitu Roma. Siapa
yang akan membebaskan Roma? Belum tau, Bisa jadi anakku, ta anakmu, ta anaknya
siapa. But yang pasti dia akan ditakhlukkan. Kuingin anakku jadi salah satu
yang ikut membebaskan Roma” Ahh, setelah itu kujatuh cinta dengan ini. Aku ingin,
anakku menjadi pejuang, menjadi orang berpartisipasi dalam menakhlukkan kota
Roma. Tidak sesempit itu juga, aku ingin anakku menjadi Tentara Rasul, bala
pasukan yang memperjuangkan kebenaran. Entah itu dalam penaklukkan kota Roma,
atau menjadi pejuang di bidang ekonomi, lingkungan, kesehatan, politik, atauu
apapun. Yang penting dia menjadi pejuang. Aku ingin kita nanti menjadi keluarga
yang tidak takut mati. Menjadi keluarga yang memperjuangkan kebenaran. Memperjuangkan
hak-hak orang yang tertindas. Belajar sekuat tenaga untuk mengembalikan
peradaban islam yang berjaya. But, semua itu tidak semudah membalikkan telapak
tangan bukan? Banyaak sekali hal yang perlu dipersiapkan dan yang paaling utama
perlu dirubah adalah.. EMAKNYA. That’s Me. Aku harus jadi orang yang benar
dulu. Orang yang benar untuk dapat mendidik mereka di jalan yang benar juga.
Orang yang kuat. Orang yang kuat hingga dapat mendidik mereka menjadi orang
yang kuat dan tahan banting. Orang yang menyayangi Allah. Orang yang menyayangi
Allah hingga dapat memperkenalkan Allah kepada mereka dengan benar, hingga para
Tentara Rasul nanti dapat menyayangi Allah dan Rasulnya, lebih dari siapapun di
dunia. Dan.. Banyak lagi. Banyak memang PR seorang emak tentara Rasul. That’s
why actually i don’t want to waste my time to menggalaukan hal-hal tydac
penting semacam nilai IPK.
Septi masih otw 20 tahun. Dan kumau menikah usia 22/23
tahun dan insyaaAllah bakal punya Tentara Rasul pas usia 23/24 tahun which is
beberapa tahun lagee.. Untuk ukuran cita-cita yang sedemikian besar, waktu yang
cukup singkat bukan. That’s why kucukup gupuh. But, i’ll try to mengejar
ketertinggalanku sebaik mungkin. Okay maybe after this aku akan mulai
melaksanakan PR-PR yang belum terjamah seoptimal mungkin.
Btw, dah panjang ya gini ajaa hehey. Owkai, after this
sepertinya kumaw mengulas dikit atau
banyak tentang bapaknya tentara Rasul deh.. Biar ndak galaoo galaoo
lageee.. Owkai Gais, Wassalamualaikum
